SELAMAT DATANG DI ALAM INSPIRASI.....INI HANYALAH CATATAN KECIL KISAH YANG TERCECER DI LORONG KEHIDUPAN.......

Rabu, 20 Mei 2015

" Lelah "

By : Abubakar Yakub

Lelah...
Spirit untuk bekerja begitu lemah
Entah...
Entah apa yang terjadi..

Lelah...
Malas...
Hanya itu yang muncul dalam benak.

Ya Allah..
Beri kekuatan hamba untuk mengusir malas
Hadirkan semangat untuk menuntaskan pekerjaan ini

Ya..Allah..
Hamba tidak ingin mengejar pujian manusia
Tetapi ingin menggapai surga-Mu

Kota Bima, 20 Mei 2015

Selengkapnya...

Rabu, 08 Oktober 2014

" Efek Domino Mutasi dan Promosi Jabatan "

Pelantikan Eselon II di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (7/10) sebanyak 16 orang. terdiri dari 4 orang yang mendapat promosi jabatan. Sedangkan 12 orang dimutasi. Mutasi dan Promosi adalah sebuah langkah bagi suatu instansi untuk mendinamisasikan sebuah organisasi. Dari tingkat atas sampai pada level staf. Konsep itu selalu bertentangan dengan realitas. Dimana ketika terjadi pelantikan eselon yang lebih tinggi tidak dibarengi dengan pengisian jabatan yang kosong untuk level di bawah. Sehingga kekosongan itu bertahun - tahun lamanya. dampaknya adalah pelayanan yang tidak maksimal di level Kantor Pertanahan. Karena satu orang memegang jabatan lebih dari satu. Kondisi ini harus segera dipahami oleh Pejabat yang baru. Khususnya pejabat eselon II level kakanwil. Karena konsep untuk pejabat eselon III, IV dan V, jika tidak ditindaklanjuti segera pada masa kepemimpinannya, maka akan terjadi kekosongan yang berkepanjangan. Sebab jabatan Kakanwil kadang begitu singkat. Belum genap 1 tahun atau bahkan belum satu semester sudah dimutasi. Diharapkan kepada Kakanwil baru, agar pengisian jabatan yang kosong di level Kantor Pertanahan dan Kanwil segera diisi sebelum pindah lokasi kerja. Selamat Datang Kakanwil Baru Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kami siap mensukseskan program dan kerja secara bersama - sama. Kami tunggu aksi dan kreatifitas bapak.
Selengkapnya...

Selengkapnya...

Senin, 22 September 2014

“ Andai Jabatan itu Kekal “

By : Abubakar Yakub


Saat ini, kita sama-sama bisa menyaksikan betapa jabatan menjadi dambaan semua orang. Menjadi primadona, karena diharapkan disamping popularitas, juga akan memperbaiki kehidupan ekonomi. Baik jabatan politik, sturktural ataupun jabatan lainnya. Perebutan kursi panas itu membawa implikasi yang cukup besar, tidak hanya aspek ekonomi, sosial, politik juga kondisi keamanan masyarakat sekitar atau lingkungan kerja. Yang lebih parah lagi adalah adanya korban jiwa yang tidak terhitung lagi jumlahnya, terutama pada pesta demokrasi (pilkades, pilkada, pilgub maupun pilpres). Pemilihan kepala desa di beberapa daerah cukup menghebohkan masyarakat indonesia, padahal lingkup yang sangat kecil dengan jumlah KK yang relatif sedikit. Bisa jadi satu desa itu adalah kerabat dan sanak famili dekat semua.
Disamping modal ekonomi yang banyak, pemilihan kepala desa juga sangat merusak hubungan silaturrahim antar sesama warga. Tengok saja dalam satu keluarga terjadi ketidakharmonisan hanya berbeda pilihan. Berbeda pilihan telah melahirkan kesenjangan dan kerenggangan sosial. Padahal sejatinya demokrasi merupakan upaya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dengan bebas dan merdeka, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Namun demokrasi belum mampu dimaknai sedemikian elok oleh segelintir masyarakat. Sehingga yang terjadi adalah chaos. Kondisi yang sangat memprihatinkan itu merupakan gambaran yang nampak di depan mata kita.
Fenomena itu adalah implikasi dari keinginan untuk menduduki jabatan alias kursi panas. Kita masih menganggap jabatan itu sebagai dewa. Siapapun yang memangkunya, layak dihargai, diagungkan bahkan dikultuskan. Penghargaan seperti itulah yang membuat orang tergila – gila dengan jabatan. Andai mereka mengetahui, bahwa jabatan itu akan dipertanggungjawabkan di akherat kelak, maka akan sedikit yang mau menerimanya. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Paradigma profetik itu masih di awang – awang. Belum membooming. Sehingga nilai – nilai ilahiah belum terinternalisasi dalam diri.


Andai jabatan itu kekal
Akan ku genggam erat
Tak akanku lepas
Hingga titik darah penghabisan

Andai jabatan itu kekal
Segala cara akan aku tempuh
Tak kenal lelah
Sampai dunia punah

Namun....
Jabatan itu begitu sadis
Pembunuhan demi pembunuhan dipertontonkan
Atas nama jabatan

Pernahkah kita mendengar nasehat Imam Al-Gazali
Bukan baja, batu dan gajah yang berat
Bukan pula gunung
Namun..
Memegang amanah
Amanah...
Kata yang mudah diucap namun sulit direalisasikan
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk memegang amanah.
Apapun profesi kita.
Amanah tetap melekat dalam diri kita setiap insan

Lewirato, 22 September 2014
Selengkapnya...

Selasa, 12 Agustus 2014

“ Mengambil Hikmah dari MUTASI dan PROMOSI JABATAN “

Setelah liburan idul fitri 1435 H yang cukup panjang. BPN RI melaksakan kegiatan halal bihalal. Kegiatan yang rutin dilaksanakan di jajaran BPN RI. Sehari setelah kegiatan halal bihalal BPN kembali memutasi sejumlah pejabat eselon II (6/8). Sebanyak 16 orang pejabat dilantik langsung oleh Kepala BPN RI Bpk. Hendarman Supanji. Mutasi eselon II yang dilakukan di BPN RI akan ditindaklanjuti dengan mutasi eselon III. Karena pejabat eselon II bukan hanya mutasi tetapi juga ada beberapa yang promosi. Sehingga akan terjadi kekosongan jabatan eseolon III yang harus perlu di isi dalam waktu dekat.
 Isu mutasi juga langsung menggaung di seantero nusantara. Para pejabat merasa cemas dan was was. Mereka mananti nasibnya. Entah kemana mereka akan dimutasikan. Begitu juga yang sudah merasa layak untuk promosi jabatan. Semua menanti dengan penuh tanda tanya. Berdasarkan informasi yang berkembang bahwa Kanwil BPN Provinsi Nusa Tenggara Barat akan melaksanakan pelantikan pejabat struktural eselon III pada hari Kamis (14/8). Mutasi, promosi, demosi merupakan hal yang lumrah dalam lingkungan birokrasi. Hal ini dilakukan dalam rangka mendinamisasikan organisasi.
Kebahagiaan, kegembiraan tentunya bagi mereka yang mendapatkan tempat sesuai dengan keinginan. Kecewa, stress bagi yang merasa tidak sesuai harapan. Semua itu adalah hal yang lumrah bagi setiap insan. Namun yang perlu kita garis bawahi, bahwa semua yang terjadi adalah skenario Allah yang mau tidak mau harus kita terima dengan ikhlas. Hanya dengan ikhlas semua akan ringan kita jalani. Semoga tempat baru, tugas baru yang diemban menjadi mutiara hikmah untuk menjadi referensi kita menapaki hidup yang lebih baik ke depan. Yang pasti semua itu adalah AMANAH yang harus kita emban dengan tangan terbuka dan penuh tanggung jawab untuk meraih kemuliaan di dunia dan akherat. Wallahu’alam bishawab.

Bima, 12 Agustus 2014
Selengkapnya...