Jumat, 21 September 2012
" Memaknai Sapta Tertib Pertanahan "
By: Abubakar Yakub, S.Sos*
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN)RI akan melaksanakan Hari Ulang Tahun yang ke-52 pada tanggal 24 September 2012. Hari dimana Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) secara resmi di undangkan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak Ir. Soekarno pada tahun 1960. Di usia yang tidak muda ini, BPN selalu menghadapi tantangan dan kendala seiring dengan perkembangan teknologi dan penyebaran informasi. Namun BPN tetap terus melakukan pembenahan dan penataan kelembagaan terutama dalam merespon perkembangan dan dinamika konflik di bidang keagrariaan yang kerap menimbulkan korban jiwa. Berbicara masalah tanah selalu menjadi bahan yang hangat untuk diperbincangkan, tidak saja oleh kalangan akademisi, birokrat, legislatif dan yudikatif, namun masyarakat kecil kerap dijadikan obrolan yang serius dan menegangkan. Mengingat tanah merupakan sumber mata air kehidupan yang akan melangsungkan eksistensi kehidupan manusia di muka bumi ini.Beberapa kasus pertanahan akhir-akhir ini selalu menyemarakkan media massa baik elektronik maupun cetak. Kondisi itulah yang mendorong jajaran BPN untuk selalu mencari alternatif penyelesaian masalah yang mengedepankan win-win solution.
Penyelesaian konflik dengan konsep WWS adalah upaya mediasi yang dilakukan pihak BPN untuk mencari keadilan bagi pihak yang bersengketa, sehingga sedini mungkin masalah itu bisa diurai dan ditelusuri bersama sebelum akhirnya ke meja hijau. Upaya mediasi ini diharapkan untuk mencari keadilan bagi kedua belah pihak agar tidak ada dendam yang berkepanjangan yang membuat kondisi kehidupan akan terganggu.
Di usia yang ke- 52 ini dengan tema " Dengan Sapta Tertib Pertanahan, Kita Tingkatkan Pelayanan Kepada Masyarakat ". Sebuah tema yang syarat makna karena ketujuh Tertib Pertanahan tersebut adalah butir-butir yang apabila kita renungi dan laksanakan, maka dengan sendirinya masyarakat akan terpuaskan dengan pelayanan yang kita berikan. Konsistensi dan komitmen dalam menjalankan sapta tertib pertanahan tersebut tentunya akan berimplikasi pada minimnya pengaduan dan keluhan dari masyarakat. Dengan demikian minimnya pengaduan berarti konflik di bidang pertanahan juga semakin menurun di tengah-tengah masyakarat. Semoga di Hari Agraria Nasional tahun 2012 ini, merupakan momentum bagi pegawai pertanahan untuk melakukan oto kritik, bahwa sudah sejauhmana pelayanan yang kita berikan kepada masyarakat sehingga mampu memuaskan mereka?. sebuah pertanyaan yang perlu dijawab dengan aksi nyata, bukan dengan retorika. Sekali lagi Hanya dengan menghayati dan konsisten menjalankan Sapta Tertib Pertanahan, Insya Allah semuanya akan berjalan dengan baik dan aman...Semoga
* Penulis adalah Staf Bagian Umum dan Informasi Kanwil BPN Provinsi Nusa Tenggara Barat
Selengkapnya...
Jumat, 07 September 2012
Wa’alaikumussalam
By : Abubakar Yakub Merdu suara itu menyapa qalbu Di tengah desiran ombak yang menggebu Dibawah rimbunan dedaunan yang hijau Mengusir keheningan khusu’ Suara itu semakin merasuk ke dalam sanubari Sinar mentari pagi menjadi kelabu Di kecerian menyambut pagi Ditemani dinginnya angin sepoi-sepoi Sejenak aku mengatur nafas sembari menyimak Kelanjutan kalimat yang akan disampaikan Innalillahi wainna ilaihi rodji’un Kalimat yang menyentuh qalbu La haula walaku wata illa billah Hanya itu yang sanggup menyapa kegundahanku Aku tahu Bukanlah sosok yang bayangkan yang menghadap kehadirat-Nya. Namun... Kalimat itu begitu kuat mengingatkanku Pada sosok yang tengah terbaring lemas diseberang sana Entahlah... Bayangan ibuku begitu dekat Sedekat suara pengumuman yang begitu keras ditelingaku Seakan sosok pahlawan itu ada di hadapanku Gundah, sedih, semua berkecamuk dalam batin ini Mesti lagi-lagi yang dimaksud bukanlah sosok ibuku Namun Lagi-lagi Bayangan ibuku begitu hadir Hingga air mata ini jatuh dengan sendirinya Ibu.... Semoga engkau segera sembuh Semua ini adalah cobaan untuk kualitas imanmu Anakmu akan selalu mendo’akan Dimanapun berada... Catatan : Puisi sederhana di atas di tulis ketika mengikuti Diklat Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia di Hotel Jayakarta Kabupaten Lombok Barat Provinsi NTB. Pada saat itu setelah bermalam seharian, pagi-pagi beberapa peserta berlari pagi di pinggir pantai sambil menikmati panorama alam yang indah di sepanjang pantai senggigi. Di tengah asik berlari sambil bercerita dengan teman-teman, tiba-tiba saya mendengar suara pengumuman bahwa ada warga yang meninggal dunia di perkampungan di sekitar hotel tempat kami menginap. Pengumuman itulah yang membuat aku sedih dan merenung sejenak, karena kemarin saya dapat kabar dari saudara bahwa ibuku sedang sakit. Sontak suasana keceriaan itu menjadi kelabu dan galau. Pantai Senggigi Hotel Jayakarta Mataram, 28 Mei 2012 Selengkapnya...Jumat, 03 Agustus 2012
“Jangan Biarkan Tanah Terlantar “
By : Abubakar Yakub Pertikaian demi pertikaian di negeri ini Dari Sabang sampai Merauke Tanah menjadi lahan diperebutkan Tidak saja secara horizontal Negara dan masyarakat Pengusaha dan petani Lagi..lagi...tanah Menjadi idola permasalahan Disini kami butuh makan Butuh ladang dan sawah Beri kami sejengkal tanah untuk bernaung Di bawah terik mentari Menatap sisa hidup Disini kami menatap Hamparan tanah yang begitu luas Namun... Mata hanya kuasa menyaksikan Sedang hati ini perih meronta Yak punya daya dan upaya Tanah ini bukan milik kami Entahlah milik siapa...??? Disini tanah masih kosong Dikuasai tapi tak dimanfaatankan Dikuasai tapi diagunkan Dikuasai tapi dikhinati Atas nama kekuasaan Atas nama harta Engkau menerlantakan tanah Untukmu wahai penguasa Untukmu wahai pengusaha Untukmu wahai tuan tanah Jangan biarkan tanah terlantar Di tengah kelaparan dan kepiluan menerpa Menerjang sendi kehidupan masyarakat Ngali, 03 Agustus 2012 Selengkapnya...Selasa, 19 Juni 2012
Atas Nama Dedikasi
By : Abubakar Yakub, S.Sos* Namamu kerap dipertontonkan di media Bukan hanya menyoroti program dan rencana kerjamu Bukan pula dedikasi dan perjuangan para birokratmu Apalagi reputasi dan kreativitasnya Namun.... Namamu menjadi nyaring Ketika lapak-lapak di pinggir jalan digusur Ketika tapal batas daerah diperebutkan Ketika lahan yang tak jelas kepemilikan diperebutkan Ketika lahan produktif ditelantarkan Ketika distribusi aset itu tak merata Walau itu bagian dari tupoksimu Sungguh Mulia Tugasmu Sejengkal tanah di nusantara ini harus kau ukur Monumen berupa tugu harus kau tegakkan Semua letak tanah harus terpetakan Agar jelas koordinat dan peruntukannya Semua orang mengadilimu Semua orang menghakimimu Semua orang meneriakimu Bahkan mendemomu Jika lembaran hak itu tak kau berikan pada pemilikinya Jika tanah itu masih juga tak bersertipikat Jika yang sebidang itu masih disengketakan Karena tugasmu memastikan kepemilikan tanah di nusantara ini Sebab dipundakmu legalisasi aset itu dipertaruhkan Sungguh Mulia Tugasmu Begitu berat beban yang kau emban Tidak saja mendisiplinkan pegawai dan birokratmu Tetapi juga sejengkal tanah yang tak terurus sesuai peruntukkan Tidak saja kau menghukumi pegawaimu melanggar etika Tetapi juga kepada siapapun yang menelantarkanmu Dengan kewenanganmu kau mediasi setiap pengaduan Kau layani mereka layaknya Konferensi Meja Bundar (KMB) Filosofi kekeluargaan kau kedepankan Kau dekati mereka dengan bahasa nurani Kau ajak bicara dari hati ke hati Tanpa mengabaikan aspek fisik dan yuridis Agar masalah tak berujung ke Pengadilan Lihatlah hamparan tanah dari sabang sampai Merauke Kau tak sisakan tanah sejengkalpun Semua itu ada dipundakmu Karena tanah adalah mata air kehidupan Karena tanah adalah sumber kesejahteraan dan penghidupan Karena tanah adalah pemersatu bangsa Kau jadikan tanah sebagai keberlanjutan hidup manusia Kau tata demi sebuah negeri Untuk dan atas nama rakyat I N D O N E S I A ....... Mataram, 28 Oktober 2011 * Penulis adalah Staff Bagian Umum dan Informasi Kanwil BPN Provinsi Nusa Tenggara Barat. Selengkapnya...Jumat, 23 Maret 2012
Satu Jam Mengembara
By : Abubakar Yakub Bergumul dengan ilusi dan fantasi Di Tengah hening membisu Dalam merekam dan menerka Merekonstruksi imajinasi Menghadirkan inspirasi Satu jam masih tersisa Akan aku gunakan untuk apa ya? Harus aku lakukan apa lagi? Bingung... Harus apa dan entah bagaimana Mengisi dan menginspirasi diri Dalam kubangan kebodohan dan kegamangan Masih tersisa berpuluh menit Mengembara ke seluruh alam Bercengkerama dengan kebingunan Entah apa yang di dapat Masih tersisa beberapa menit Bercengkerama dengan keadaan Yang tak jua memberikan kepastian Tentang apa yang harus aku lakukan Tinggal beberapa menit Terus mengasah dan menggali Melawan keangkuhan nafsu Berkarya dalam kegelapan Memaksa keserakahan birahi Yang tak mampu dibendung Satu jam telah berakhir Semua telah tertulis Meski dengan keterpaksaan Dengan hasil yang seadanya Bukti karya dan kreasi sederhana Untuk mengenang SATU JAM Di tengah kebimbangan dan kegamangan. Kanwil BPN Provinsi Nusa Tenggara Barat, 6 Maret 2012 Pukul 14.55 Wita Selengkapnya...Senin, 05 Maret 2012
Engkaulah sang Juara
By : Abubakar Yakub Ku tatap sejauh mata ini mengukir Di setiap perjalanan panjang hidupku Di setiap lorong kehidupan ku jalani Berharap suaPada insan mulia Namun.... Semua itu hanpa Semua itu hanya fatamorgana Bersandiwara dalam drama kenisbian Engkaulah sang juara Kesabaran telah kau lukiskan dalam sanubari Engkau kubur ego dan ambisi Engkau memberi inspirasi Tanpa peduli dan permisi Pada kekacauan kondisi Engkaulah sang juara Memahami dalam setiap tangisku Membalas keluhan denga senyummu Mengajariku meniti tangga penuh liku Menggapai cinta walau penuh pilu Engkaulah sang juara Tak kau hiraukan dirimu Meski tubuh letih Usia di makan waktu Engkau selalu menyapaku dengan senyum Engkaulah sang juara Engkau mengumpulkan semua keluh kesah Engkau tempat tumpahan kemarahan Engkau tempat caki maki Engkau kerap dipersalahkan Tetapi............. Semua itu kau balas dengan senyum Semua itu kau balas dengan nurani Engkau mengukir sejarah hidupmu Engaku mengukir sejarah hidupku Engkau mengukir sejarah hidup kita Engkau pula mengukir sejarah bangsa dan negara Mataram, 18 Pebruari 2012 Pukul 00.44 dini hari Selengkapnya...
Sabtu, 18 Februari 2012
Rabu, 15 Februari 2012
Cahaya itu Terpancar di Wajahmu
By : Abubakar Yakub Suara syahdu terdengar di telingaku Mengusir suasana bisu Pada keliling nafsu Bersua pada panggilan-MU Kau lantunkan Qalam Allah dengan merdu Atsar nabi terpatri dalam qalbu Orasi kebenaran kau sampaikan dengan khusyu’ Pada jama’ah surau Bagai burung berterbangan keliling angkasa Tak kan menghirau pada semua Bersya’ir indah di tengah jama’ah Membuang syirik pada buih Sejuk qalbu ini menatapmu Aura sukma mengalir haru Di setiap nafas yang bermakna Mengubur keangkuhan sirna Ada cahaya dimatamu Malaikat bertasbih pada sekeliling Berdzikrullah bersama mukhlisin Yang merindu pada syurga firdaus Mataram, 14 Pebruari 2012 Selengkapnya...Senin, 13 Februari 2012
Sahabat
By : Abubakar Yakub
Sahabat.
Engkau sungguh peduli padaku Engkau perhatian padaku
Tak kenal lelah
Tak kenal pasrah Perjuanganmu spiritku
Sahabat...
Malam ini engkau menyapaku dengan semangat
Kau keluarkan aura spirit
Pada jiwamu nan suci
Untuk cinta sahabat sejati
Sahabat..
Letupan emosi yang keluarkan
Membuatku tersentak dalam lamunan
Mengajakku berontak dengan dinamika
Di tengah gelora membahana
Tetapi sayang, Sahabat...
Engkau memaksaku bersikap
Pada keputusan yang kau singkap
Di tengah gejolak jiwa yang redup
Membuatku semakin terlelap
Dengan dinamika hidup
Tetapi...sahabat
Engkau tetap sabahat sejatiku
Merasakan hati yang risau
Untuk menemukan sang sahabat
Pendamping hidup sampai kiamat
Mataram, 14 Pebruari 2012 Pukul 00.19 Dini Hari Selengkapnya...
Minggu, 05 Februari 2012
Aku masih disini
By : Abubakar Yakub Disini aku merenung Disini aku bermimpi Negeri ini akanku labuhkan kemana Dermaga tak jua mau menampung Berdiri di tengah lautan Tak jelas entah kemana. Aku masih disini Kaki ini tak jua beranjak Mata ini masih tak jua kantuk Dada ini terasa sesak Di kelilingi kegundahan kehendak Aku masih disini Masih menatap kemana harus melangkah Melihat banyak tingkah Potret negeri yang kian angkuh Membuatku meringkih Aku masih disini Bukan untuk menyerah padamu Apalagi lari dari kejaranmu Karena aku tau Kau membutuhkanku Hari ini aku tak lagi disini Hari ini aku wujudkan ambisi Menebar benih-benih suci Pada ibu pertiwi Mataram, 28 Januari 2011 pukul 01.03 Dini hari Selengkapnya...
Langganan:
Postingan (Atom)