SELAMAT DATANG DI ALAM INSPIRASI.....INI HANYALAH CATATAN KECIL KISAH YANG TERCECER DI LORONG KEHIDUPAN.......

Senin, 22 September 2014

“ Andai Jabatan itu Kekal “

By : Abubakar Yakub


Saat ini, kita sama-sama bisa menyaksikan betapa jabatan menjadi dambaan semua orang. Menjadi primadona, karena diharapkan disamping popularitas, juga akan memperbaiki kehidupan ekonomi. Baik jabatan politik, sturktural ataupun jabatan lainnya. Perebutan kursi panas itu membawa implikasi yang cukup besar, tidak hanya aspek ekonomi, sosial, politik juga kondisi keamanan masyarakat sekitar atau lingkungan kerja. Yang lebih parah lagi adalah adanya korban jiwa yang tidak terhitung lagi jumlahnya, terutama pada pesta demokrasi (pilkades, pilkada, pilgub maupun pilpres). Pemilihan kepala desa di beberapa daerah cukup menghebohkan masyarakat indonesia, padahal lingkup yang sangat kecil dengan jumlah KK yang relatif sedikit. Bisa jadi satu desa itu adalah kerabat dan sanak famili dekat semua.
Disamping modal ekonomi yang banyak, pemilihan kepala desa juga sangat merusak hubungan silaturrahim antar sesama warga. Tengok saja dalam satu keluarga terjadi ketidakharmonisan hanya berbeda pilihan. Berbeda pilihan telah melahirkan kesenjangan dan kerenggangan sosial. Padahal sejatinya demokrasi merupakan upaya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat dengan bebas dan merdeka, tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Namun demokrasi belum mampu dimaknai sedemikian elok oleh segelintir masyarakat. Sehingga yang terjadi adalah chaos. Kondisi yang sangat memprihatinkan itu merupakan gambaran yang nampak di depan mata kita.
Fenomena itu adalah implikasi dari keinginan untuk menduduki jabatan alias kursi panas. Kita masih menganggap jabatan itu sebagai dewa. Siapapun yang memangkunya, layak dihargai, diagungkan bahkan dikultuskan. Penghargaan seperti itulah yang membuat orang tergila – gila dengan jabatan. Andai mereka mengetahui, bahwa jabatan itu akan dipertanggungjawabkan di akherat kelak, maka akan sedikit yang mau menerimanya. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Paradigma profetik itu masih di awang – awang. Belum membooming. Sehingga nilai – nilai ilahiah belum terinternalisasi dalam diri.


Andai jabatan itu kekal
Akan ku genggam erat
Tak akanku lepas
Hingga titik darah penghabisan

Andai jabatan itu kekal
Segala cara akan aku tempuh
Tak kenal lelah
Sampai dunia punah

Namun....
Jabatan itu begitu sadis
Pembunuhan demi pembunuhan dipertontonkan
Atas nama jabatan

Pernahkah kita mendengar nasehat Imam Al-Gazali
Bukan baja, batu dan gajah yang berat
Bukan pula gunung
Namun..
Memegang amanah
Amanah...
Kata yang mudah diucap namun sulit direalisasikan
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk memegang amanah.
Apapun profesi kita.
Amanah tetap melekat dalam diri kita setiap insan

Lewirato, 22 September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah memberikan komentar.